Kamis, 22 Desember 2011

Dongeng tentang kelinci


Ternyata salah asumsiku selama ini
Kedekatanmu hanya untuk meminta bantuan
Kedekatanmu hanya meminta bimbingan
Kedekatanmu hanya untuk mengharapkan kebaikan (tapi maaf) hanya untukmu

Wajar jika (maaf) kekasihmu yang dulu tak bisa akrab denganmu lagi
Wajar jika aku tak berharap lebih jauh mengenalmu lagi.
Stop, cukup sampai di sini!
Sebelum perasaanku lebih padamu
Sedang kamu hanya tertawa, meringis mengejek kepolosanku, keluguanku.

Pura-pura bertanya kehidupanku,
Pura-pura perhatian akan keadaanku
Pura-pura mengenal sekelilingku
Dan JLEB, pergi begitu saja.. (maaf) dengan canda tawamu
Seolah tulisan-tulisan itu tak ada gunanya
Seolah sapaan itu adalah barang-barang yang diobral.
Dan selamat, obralanmu telah kamu jual (maaf) ludes kepadaku

Inspirasi, motivasi, apalah guna jika diembel-embeli dengan kata memanfaatkan.
Hanya membutuhkan di saat kamu butuh, setelah usai dengan santainya bersama yang lain.
Risih sekali kurasa,
Tebar pesona... cuih, semoga ini juga asumsiku yang salah.
Mudah-mudahan aku mampu.
Tuhan, aku kembali kepada-Mu


Seorang pemburu akan memburu seekor kelinci yang cantik menurutnya,
Dia berusaha mengejar kelinci itu sampai dapat,
Dalam perburuannya, lewatlah seekor kijang yang sedikit menarik baginya
Namun dia tetap mengejar kelinci yang cantik itu dan tidak dipedulikanlah si kijang.
Karena usahanya yang begitu kuat, akhirnya si kelinci yang cantik itu pun didapatnya.
Berbahagialah sang pemburu, dipegang erat si kelinci cantik itu tanpa ia lepas.
Sampai pada keyakinan bahwa kelinci itu sudah menurut kepada pemburu, dia mulai mencari mangsa yang lain,,
Ia teringat kijang yang melintas saat ia memburu si kelinci, mulailah ia mencari si kijang,,(tanpa niat sedikitpun melepas kelincinya)
setelah ia pun mendapatkan kijang dan merasa bosan, ia kembali ke kelinci itu. atau bahkan muncul seekor hewan cantik yang lain.. dan dia mempunyai kebebasan memilih.


“dongeng yang disampaikan oleh seorang teman ini kurasa benar adanya”
Tahukah kalian siapa pemburu itu? Ya, kaummu.. (maaf) aku menyebut seperti itu.

Back>>>
Senimanku, apa kabarmu disana?
Tuhanku.. tunjukkan jalan menuju senimanku, yang takkan menganggap perempuan sebagai buruannya,
Dia menganggap perempuan adalah tulang rusuknya yang harus diluruskan, yang dengan lembut ia menyapanya. Bukan hanya untuk kepentingannya, tetapi kebaikan sesamanya. Aamiin.

Inspired by: 1991
(Berikan perhatian dan kesetiaan hanya kepada satu perempuan yang kau anggap mampu, sadarkah bahwa perhatianmu adalah sumber kesakitan dari perasaan orang lain? semoga Tuhan menunjukkan jalan-Nya kepada kita. dan memaafkan kesalahan kita.)
 jadilah seperti seorang SATRIA, itu namamu kan? :)


Bertepatan dengan hari ibu di tahun duaribusebelas.
Kamar inspirasiku
Surabaya