Kamis, 21 Juli 2016

Mimpi Ketemu Artis


Artis, ya artis. Sebagian orang mungkin menganggap artis adalah mereka yang sering muncul di kayar kaca. Yang setiap pagi, sore, siang, malam, bahkan tengah malam pun marak akan cerita kehidupan yang mereka sebut sebagai artis. Gosip-gosip bertebaran dan tak akan pernah ku tahu benar atau tidak itu alurnya.

Artis.. sebagian masyarakat lagi melarang untuk mengidolakan artis. Dunia mereka yang glamor, penuh dengan bumbu kurang patut jika diidamkan. Sebagian dari mereka menyarankan untuk memilih sebagian artis yang patut diikuti perilakunya. Ya.. mereka yang mengedepankan norma-norma kesopanan, norma agama. Mereka artis yang menyeru dalam kebaikan.

Wahai artis, apa yang sepatutnya disebut dengan artis. Darimana kata artis, siapa yang berhak disebut artis, dan siapa yang mempunyai wewenang untuk menobatkan seseorang atau sebagian orang menjadi artis.

Artis bagiku hanya untuk satu manusia, yang karena aku menyebutnya aku berkewajiban memohon ampunan kepada Penciptanya, kepada Penciptaku. Seolah tulisan-tulisan yang tertulis ini diilhami oleh si artis. Sudah kucoba untuk menguraikan ingatan-ingatan tentang si artis, tapi kenapa justru sesudah mulai menghilang si artis muncul kembali. Dalam frekuensi yang lebih sering dibanding saat aku benar-benar dalam pelet si artis.

Artisku bukan artis-artis yang sebagian orang idolakan. Tapi mungkin ada juga yang mengidolakannya. Ah apa boleh buat, ia dicipta bukan untukku saja.. semua berhak memandangnya. Sedangkan aku, yaa aku, tidak punya hak sama sekali untuk menyebutnya ia artisku.

Duhai artis, dimanakah sang artis kini. Dengan segala kekonyolannya, dengan segala kebisuan yang sedang diciptanya, artis tak pernah lagi muncul di kabar berita. Hanya jika aku mau menyampaikan pesan singkat ke nomornya mungkin aku tahu. Tapi itu terlalu tabu, aku hanyalah perempuan yang terlalu malu untuk memulai bertutur sapa.

Sampai kapan rasa ini harus ada? Tuhan memang punya rencana, dan aku harus menerimanya dengan sempurna. Dengan segala rahasia dan jalan cerita yang penuh akan tanda tanya.

Kenapa harus melalui mimpi? Apakah malamku terlalu datar jika tak ada mimpi tentangnya? Apakah hariku terlalu biasa jika tak ada kisah-kisah tentangnya? Apakah ini sudah menjadi salah satu bagian dari rencana? Bagaimana endingnya?

Artis... benar-benar artis. Kau menyihirku tanpa hasil karyamu. Bahkan kau sempat dan sering sekali merampas kerinduanku pada ibuk dan bapakku. Tanpamu aku rindu, tapi denganmu aku tak tahu apa yang aku mau. Dan siapakah kamu? Tahukah siapa aku? Yang kutahu kamu adalah artis, yang tak perlu tahu yang mengidolakanmu. Kamu tetap menjadi artis, dan bahkan jika aku memulai hidup yang baru. Biarlah semua terjawab oleh waktu, atau aku yang tak bisa lagi menahan kebimbanganku.

Artis, semoga engkau sehat selalu dan temuilah kebahagiaanmu.

Tana Paser, 20 Juli 2017
@3artika