Rabu, 28 September 2011

DUA


    Bayang-bayang angka dua sudah menjadi pusat perhatianku akhir-akhir ini..
Apa yang telah kuberikan kepada sesamaku?
“Belum ada”.
Apa yang akan kuberikan kepada sekitarku?
“Belum ada”.
Lantas, apa yang telah diberikan TUHAN kepadamu?
Segalanya”.




        Sebagai makhluk yang lemah pantaskah aku menerima semua anugerahNya saja?
 Pantaskah manusia yang naif ini hanya melakukan apa yang aku suka, sedang tak ada timbal balik yang seharusnya aku berikan?
Law of Reciprocation.. Hukum berbalas, Segala yang dilakukan akan mendapat balasan yang setimpal (baca:sama).
The Law of Reciprocity.. Hukum Timbal Balik, tangan di atas lebih baik daripada tangan di bawah. Dimana ada pemberi maka harus ada penerima.
     Lantas dimanakah posisiku ini? Seorang manusia yang dhoif, yang kerdil apakah selamanya hanya menjadi penerima? Sungguh malu jika angka dua itu sudah menempel erat denganku.
     
      Aku tak akan  mungkin mampu membalas segala nikmat yang Ia berikan kepadaku selama ini. Dengan apa aku membalasNya? Dengan ibadah? Ibadah macam apa yang bisa aku berikan secara tulus kepada Dzat Yang Maha Segalanya?
selama ini aku hanya meminta.. dan apakah selamanya kan terus meminta? Merengek kepada Dia yang tak pernah meminta balasan dari hamba-hambaNya ini..

Tuhan,.. mungkin hanya dengan memberikan sesuatu yang bermanfaat kepada sesamaku  lah aku mampu membalas kebaikan-Mu, dengan menyayangi dan menghormati ibuk-bapakku lah aku layak mendapatkan kasih sayang-Mu, dengan menjadi manusia yang senantiasa memperbaiki diri lah aku berharap bisa menjadi hamba-Mu, dan dengan mensyukuri apa yang telah Kau berikan adalah wujud  timbal balikku kepada-Mu.

       Walaupun tak ada sebiji zarrah pun jika dibandingkan dengan keMahaMurah-Mu, keMahaLembut-Mu, keMahaPerkasa-Mu seterusnya aku akan memohon untuk kebaikanku, kebaikan ibu-bapakku, kebaikan kami sebagai manusia, sebagai hamba-Mu..

(Ketakutanku akan bayang-bayang angka dua yang akan kulewati atau bahkan tak akan pernah terjadi)

Segala Puji bagi-Mu Ya Allah.. kuserahkan hidup dan matiku.

Rabu 0:49, 28 September 2011
Kamar Inspirasi-Surabaya


Senin, 26 September 2011

Mind


Bahkan jika ditanya aku tidur jam berapa aku pun tak sempat melihat penunjuk waktu itu.
Pikiranku terlalu luas, tak berfokus, tanpa dasar, tanpa arah.
Disisi ini aku teringat akan seorang perempuan yang sebentar lagi berkepala tiga sedang merantau di pulau seberang.
Sedang apakah ia di sana, sudah makan kah.
dan di sisi lain aku sedang malas-malasnya mengerjakan amanah ini.
Jika mengeluh itu diperbolehkan :-
Ingin sekali terlepas dari aktivitas-aktivitas ini. Apa yang aku lakukan?
Hah?mencari ilmu. Serasa ilmu itu keluar satu persatu dari pikiranku, atau bahkan tak mau menemaniku sama sekali. Terlalu bebalkah otakku ini? Terlalu sombongkah sehingga aku tak mau menerima pengetahuan-pengetahuan baru itu.
Mau jadi apa aku ini...
Apa sebenernya yang ada dalam pikiranku.
Belum berhenti disana ternyata pikiranku kembali ke seseorang di sana. Teman lama, teman dekat, delapan tahun lebih terkenang yang kini telah membuka kesepiannya..
Atau teman baru yang sedikit demi sedikit aku mulai memperhatikannya.
Ah, ada apa denganku.
Bagaimana cita-citaku? Impian-impianku, harapanku.. bagaimana bisa aku menyatukan yang tercecer ini?
Kata-kata motivasi sudah kudengarkan. Sampai muak aku mendengar keluh-kesahku sendiri.
Fokuslah, tugasku disini bukan untuk berhasil, tapi hanya untuk MENCOBA. Mencoba apapun, bahkan yang tidak mungkin sekalipun. Dari situlah aku akan tahu keberhasilan itu. Dan seharusnya gagal sudah menjadi hal yang berkali-kali kurasakan.
Sekarang, harus berani mencoba untuk jujur kepada cita-cita dan cinta tentunya.


If i can see it then i can do it
If i just believe it, there’s nothing to it
I believe i can Fly....


Kamar Inspirasiku, terselesaikan 0:15-25 Sept 2011
Soerabaja


Kamis, 15 September 2011

Untukmu Senimanku III


Senimanku...
Lebaran tlah berlalu, masih belum juga ku utarakan perasaanku.
Entah beberapa hari sebelum takbir berkumandang tak sengaja aku bermimpi tentangmu Kawan..
Sungguh luar biasa jika mimpi itu hanya sebatas bunga tidur..
Dan jika benar itu hanyalah bunga tidur, aku tetap bersyukur.. sangat bersyukur..
Kamu bercanda denganku kawan,..
Meskipun aku tak tahu kenapa kita bisa satu rombongan dengan teman-temanku di kota pahlawan ini. Tapi tidak di sini, jauh entah kita dimana..
Hanya saling tersenyum.