Minggu, 20 November 2011

Untukmu Senimanku IV

Sebuah keputusan untuk melupakanmu sudah kuambil kawan..
Bunyi gemerincing yang beberapa waktu lalu selalu bersamaku sudah kuambil. Ku simpan di tempat yang tak setiap detik ku lihat. Dengan begitu aku berharap bisa menemukan pengisi hati yang baru.
Yang akan kurindukan senyumannya,
yang akan kurindukan tutur katanya, kegilaannya, semuanya..
Aku berharap bisa menemukan seseorang yang akan menggantikanmu. Maafkan aku.. (maafkan aku juga Tuhan)
Tapi kenapa di saat yang sama bunga tidurku tetap tentangmu.. dan lebih dominan dirimu daripada seseorang yang aku harap bisa menggantikan posisimu.
Kita datang di sebuah pertemuan, dan lagi-lagi pertemuan. Kita pulang bersama, hanya berdua.
Melewati jalan-jalan, bersenda gurau bersama. Sampai ke rumahku dan kau temui bapak ibukku. (Tuhan, haruskah bunga tidurku sampai sejauh ini?)
Kamu tunjukkan keseriusanmu denganku kawan, setiap hari kau datang menemuiku dan itu benar-benar membuatku bahagia. Aku merasakan kebahagiaan walau hanya dalam mimpi. Hanya angan-angan kosong, entahlah..
Senimanku..
Bahkan tak pernah kau menyebutku dalam satu kata coretan-coretanmu itu..
Sering sekali kau mengganti namamu dengan istilah-istilah unik, dan itulah dirimu.
Kau mempunyai karakteristik sendiri.. itu yang membuatmu sangat berbeda, dan itulah mengapa kau  selalu menjadi inspirasiku.
Jujur aku bertanya, apakah sampai saat ini kau tak pernah membaca tulisanku? Menebak perasaanku?
Tuhan, ijinkan dia menjadi senimanku. Walau hanya sekedar seniman yang tak pernah memberikan karya seninya untukku. Biarkan aku tetap menyayanginya dari sini.. aku bahagia :)


Surabaya – J (19/11/11)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar